
hahaha.
Akhirnya gw bisa nonton debat capres hari ini..
Hem... semua kasih janji. semua kasi harapan. semua kasi mimpi.
Kira-kira mana yang asli dan mana yang palsu?
nih sedikit sentil-sentilan antara Pak SBY dan Pak JK :"Impor jangan terlalu besar. Maaf ini Pak SBY, Indomie itu bisa menimbulkan
inflasi sebab kalau makin banyak rakyat makan Indomie, makin banyak
produksi dan makin banyak gunakan gandum. Gandum terlalu banyak, impor
jadi tinggi," ucap JK.
Hal ini kemudian direspon oleh SBY. "Untuk Pak Jusuf Kalla, mungkin yang
dimakan Pak Jusuf Kalla adalah Indomie yang hanya terbuat dari gandum,
tapi yang saya makan adalah "Indomie" yang terbuat dari terigu, singkong,
sukun, mengurangi penggunaan gandum," kata SBY yang langsung disambut
gemuruh penonton.
hahaha..
Lucu memang. Di saat masyarakat masi kebingungan bwt nentuin
pemimpinnya,
masing-masing capres malah lagi sibuk2nya ngurusin iklan2.
Tapi ada satu bagian yang gw suka dari SBY , yaitu dy merencanakan untuk
lebih
menggalakkan lagi SMK2 yang ada. Sehingga nantinya masyarakat Indonesia
adalah
masyarakat2 yang siap kerja.
Hemm.. uda lama gw memimpikan hal ini. Kapan kita bisa sekolah di sekolah
yang
memang khusus di bidang yang kita inginkan.
Dan juga seperti yang JK bilang, nantinya dy akan merencanakan 60% SMK,
40%
sekolah umum. Hemm...
semuanya menjanjikan..
Gak ketinggalan juga Mega yang menyinggung soal minimnya sarjana di
daerah pelosok
Indonesia, contohnya Papua.
Juga mengenai SDA Indonesia yang melimpah, namun belum tergarap.
Semua diungkit di debat capres ini.
Semua kata-kata para capres ini membuat kita mengangguk2an kepala
setuju, membuat
kita seakan percaya akan janji-janji manis mereka.
Tapi ini baru awal..
Sudah berapa kali kita termakan janji-janji itu?
Sudah berapa kali kita sebagai rakyat harus mengalah untuk menjadi korban?
Sudah berapa kali kita sebagai rakyat menyesali pilihan kita?
Di tulisan saia kali ini, saia hanya ingin mengajak temen2 semua agar bener2
mempergunakan hak pilih kalian sebaik-baiknya.
Jangan sampai ada kata menyesal.
Jangan juga karena merasa takut salah pilih, kalian lebih memilih untuk
menjadi
Golput.
Golput hanyalah segelintir orang yang tidak menghargai suaranya sendiri.
Terlalu takut untuk berpendapat.
Kita yang ikut pemilu adalah orang-orang yang sudah dianggap cukup dewasa
untuk menilai mana yang baik dan mana yang buruk.
Negara saja sudah pecaya dan memberikan kesempatan pada kita.
Apa lagi alasan kita untuk tidak memilih pemimpin kita sendiri?
Best regards,
Felisia.
Megawati ga lulus S1 Psikologi kok malah menggalakkan sarjana
ReplyDeletewew... ntn ampe kelar ka xiu?
ReplyDelete@irvan : hahaa. mungkin dy mao memperbaiki nasib. :D
ReplyDelete@ hanson : he eh. cuma awalnya kepotong dikit ne. huhu. :(